Waspada! Inilah Penyebab Terjadinya Sakit Jantung Koroner
penyebab terjadinya sakit jantung koroner yang berakibat fatal karena adanya penumpukan plak atau timbunan lemak di arteri koroner.
Pembunuh nomor satu di dunia adalah serangan jantung, penyebab terjadinya sakit jantung koroner karena gangguan jantung dan pembuluh darah. Penyakit jantung koroner bisa terjadi mendadak, tanpa gejala yang jelas sebelumnya, orang dewasa muda juga bisa terserang penyakit ini.
Mengapa Begitu Mematikan?
Jadi, penyebab terjadinya sakit jantung koroner yang berakibat fatal karena adanya penumpukan plak atau timbunan lemak di arteri koroner. Semakin banyak penumpukan plak, maka akan terjadi penyempitan arteri koroner, sehingga aliran darah ke jantung semakin berkurang dan terganggu.
Berkurangnya aliran darah kaya oksigen karena penumpukan plak bisa memicu gejala jantung koroner. Bahkan, jika sudah kronis dapat menimbulkan serangan jantung sampai kematian.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Dapat diketahui bahwa penyebab terjadinya sakit jantung koroner adalah penumpukan plak atau lemak pada arteri koroner. Tetapi, ada juga penyebab lain, seperti kebiasaan buruk atau riwayat penyakit yang memicu jantung koroner, berikut ini ulasannya.
1. Merokok
Aktivitas merokok setiap hari menjadi salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko seseorang terserang jantung koroner. Banyak sekali zat-zat yang ditemukan dalam rokok dapat mempersempit pembuluh darah.
Misalkan, nikotin dan tar mampu memicu serangan jantung, karena terjadinya peradangan di pembuluh darah. Kondisi tersebut menjadikan plak aterosklerosis yang melekat pada dinding pembuluh darah semakin progresif, sehingga mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah menjadikan perokok aktif rentan dan berisiko terkena jantung koroner, dibandingkan bukan perokok.
2. Diabetes
Seseorang yang mempunyai riwayat penyakit diabetes, maka risiko terkena penyakit jantung koroner meningkat dua kali lipat. Karena, dinding pembuluh darah penderita diabetes lebih tebal, ketebalan dinding pembuluh darah arteri menyebabkan terganggunya aliran darah ke jantung.
3. Kolesterol
Kadar kolesterol jahat atau Low-Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi dapat menjadi pemicu jantung koroner. Biasanya, LDL yang tinggi ini menempel dan menimbun wilayah arteri koroner.
4. Penggumpalan Darah
Kebiasaan merokok menyebabkan peradangan dinding pembuluh darah dan pecah, sehingga terjadi penggumpalan darah yang menghambat aliran darah ke jantung. Kadar kolesterol tinggi, stress berlebihan, gula darah tidak terkendali, juga menjadi penyebab penggumpalan darah pada pembuluh darah.
5. Hipertensi
Tekanan darah tergolong tinggi jika tekanan sistolik berkisar 130 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 80 mmHg. Jadi, Anda bisa mengecek tekanan darah secara berkala di rumah sakit atau klinik terdekat.
Macam-macam Gejala Jantung Koroner
Banyak ditemukan kasus penyakit jantung koroner yang tidak menunjukkan gejala yang jelas sebelumnya. Karena itu, pentingnya untuk mengetahui gejala atau tanda-tanda yang menjadi penyebab terjadinya sakit jantung koroner, berikut ini.
1. Sesak Napas
Menurunnya fungsi jantung memompa darah ke seluruh tubuh mengakibatkan sesak napas. Karena, jantung tidak mampu memompa darah dengan jumlah cukup ke seluruh tubuh.
2. Dada Terasa Nyeri
Nyeri dada termasuk salah satu gejala jantung koroner, tetapi tidak semua nyeri dada terkait dengan penyakit jantung koroner. Dalam kasus jantung koroner, nyeri dada disebabkan penyumbatan darah pada arteri koroner mengalami pembengkakan.
3. Mual dan Muntah
Terjadinya gangguan pembuluh darah yang menyebabkan sumbatan, otot-otot jantung kekurangan oksigen secara tidak langsung. Kondisi tersebut menjadi pemicu gejala iskemia, yaitu tubuh lemas, berkeringat berlebihan, dan mengalami mual dan muntah.
Umumnya, tanda-tanda serangan jantung adalah nyeri bahu atau lengan, sesak napas, keringat dingin, serta adanya tekanan di dada. Namun, ada juga gejala lainnya dalam serangan jantung yaitu mual dan kelelahan.
Pengobatan Jantung Koroner
Biasanya, penderita jantung koroner mendapatkan penanganan medis dengan cara mengubah pola hidup dan mengonsumsi obat untuk mengatasi jantung koroner. Jadi, kebiasaan yang menjadi penyebab terjadinya sakit jantung koroner, dihindari pada masa pengobatan.
Adapun, kebiasaan yang dilakukan selama pengobatan jantung koroner adalah tidak merokok, mengurangi konsumsi minuman alkohol, konsumsi makanan bergizi seimbang. Selain itu, berolahraga teratur, manajemen stres, serta menjaga berat badan agar tetap ideal.
Sementara, jenis obat-obatan yang biasa diberikan dokter kepada penderita jantung koroner adalah pengencer darah, statin, antagonis kalsium, diuretik, nitrat. Ada juga obat-obatan seperti, penghambat beta, obat penghambat enzim pengubah angiotensin, dan Angiotensin II Receptor Blockers (ARB).
Jika pola hidup sehat sudah diterapkan dan obat-obatan diminum secara teratur, tetapi masalah jantung koroner belum teratasi. Maka, dokter akan memasang ring jantung, bypass jantung, ataupun transplantasi jantung.
Upaya tersebut merupakan tindak lanjut menangani penumpukan plak pada pembuluh arteri koroner. Namun, transplantasi jantung merupakan langkah terakhir yang dokter pilih saat berusaha menyelamatkan penderita jantung koroner.
Pada kondisi tersebut, berarti jantung telah mengalami kerusakan parah, sehingga harus diganti dengan jantung sehat dari pendonor. Jadi, selalu jalani pola hidup sehat dengan berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, dan hindari kebiasaan penyebab terjadinya sakit jantung. Karena, mencegah penyakit sejak dini merupakan hal terbaik daripada mengobati.